Senin, 30 April 2018


Perbedaan Persuasi dan Negoisasi (secara teori)

Pengertian Persuasi dan Negosiasi
Persuasi adalah komunikasi yang digunakan untuk mempengaruhi dan meyakinkan orang lain. Melalui persuasi setiap individu berusaha mempengaruhi kepercayaan dan harapan orang lain. Persuasi pada prinsipnya merupakan upaya menyampaikan informasi dan berinteraksi antar manusia dalam kondisi di mana kedua belah pihak sama-sama memahami dan sepakat untuk melakukan sesuatu yang penting bagi kedua belah pihak.

Negosiasi adalah  Negosiasi merupakan Proses komunikasi antara dua orang atau lebih guna mengembangkan solusi terbaik yang paling menguntungkan bagi pihak-pihak yang terlibat. Selain itu, negosiasi juga sebuah proses dimana dua pihak atau lebih melakukan pertukaran barang atau jasa dan berupaya menyepakati nilai tukarnya

Adapun ciri persuasi dan negoisasi Antara lain adalah :

Ciri Persuasi :
- Persuasi melibatkan satu atau dua individu
- Lebih bersifat kepada ajakan atau bujukan yang disertai dengan bujukan
- Terdapat alasan yang harus dikemukakan saat akan melakukan persuasi
Cir Negosiasi :
- Melibatkan  perwakilan organisasi atau perusahaan, sendiri atau dalam kelompok
- Memiliki ancaman terjadinya atau di dalamnya mengandung konflik yang terjadi mulai dari awal sampai terjadi kesepakatan dalam akhir negosiasi
- Menggunakan cara-cara pertukaran sesuatu –baik berupa tawar menawar (bargain) maupun tukar menukar (barter)
- Hampir selalu berbentuk tatap-muka –yang menggunakan bahasa lisan, gerak tubuh maupun ekspresi wajah
- Negosiasi biasanya menyangkut hal-hal di masa depan atau sesuatu yang belum terjadi dan kita inginkan terjadi
- Ujung dari negosiasi adalah adanya kesepakatan yang diambil oleh kedua belah pihak, meskipun kesepakatan itu misalnya kedua belah pihak sepakat untuk tidak sepakat.

 Perbedaan Persuasi dan Negosiasi

1. Persuasi lebih kepada memberikan pengaruh yang dilakukan salah satu pihak, sedangkan negosiasi lebih kepada keputusan yang dilakukan karena hasil keputusan dari kedua belah pihak tanpa ada unsur pemaksaan atau pengaruh.
2. Persuasi membiarkan orang lain (persuadee) bebas melakukan apapun yang mereka inginkan setelah persuader berusaha meyakinkan mereka, sedangkan negosiasi tidak diberikan kebebasan karena sudah memutuskan apa yang harus dilakukan berdasarkan kesepakatan bersama
3. Persuader harus mengumpulkan informasi dan fakta sebelum melakukan persuasi dengan orang lain, sedangkan negosiasi tidak membutuhkannya karena mereka akan berhadapan langsung dan mengeluarkan apa saja yang bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam sebuah negosiasi.



Faktor yang dapat mempengaruih persuasi Antara lain :
a.    Faktor yang menghambat persuasi :
1.     Faktor Pengirim Pesan
Faktor pengirim pesan bisa menjadi salah satu hambatan pada saat komunikasi berlangsung. Biasanya, pengirim pesan tidak mampu menyampaikan apa yang akan menjadi inti pesan yang akan disampaikan sehingga terjadi permasalahan ini. Pengirim pesan yang juga tidak menjelaskan apa informasi yang akan disampaikan dengan tepat bisa menyebabkan proses komunikasi kurang efektif. Tidak hanya itu saja, komunikasi yang terjadi juga akan cenderung menjadi kurang bermakna.
2.     Faktor Penerima Pesan
Faktor penghambat selanjutnya justru bisa muncul dari penerima pesan. Ketidakmampuan penerima pesan dalam menerjemahkan isi pesan dari sender menyebabkan komunikasi menjadi terhambat. Umumnya ini terjadi apabila penerima pesan tidak bisa mengenali atau fokus terhadap pesan yang disampaikan. Contohnya, saat seseorang sedang kurang fokus dalam suatu pembicaraan, maka bisa saja ia melakukan kesalahan interpretasi. Ini juga faktor yang sering menjadi hambatan komunikasi organisasi.
3.     Media
Penggunaan media yang tepat bisa menjadikan suatu proses komunikasi berjalan dengan lebih tepat, dimana informasi atau isi pesan akan tersalurkan dengan baik. Namun demikian, apabila seseorang salah dalam menggunakan media, maka bisa saja komunikasi yang terjadi menjadi terhambat. Isi pesan menjadi kurang bisa diterima sehingga tujuan awal dari komunikasi tidak tercapai dengan baik. Sebagai contoh, seseorang melakukan penyuluhan kepada kelompok lansia dengan menggunakan media berupa brosur. Tentunya ini akan menjadikan proses penyuluhan tidak berjalan dengan baik karena bisa saja para lansia akan kesulitan untuk membaca informasi yang ada pada brosur. Ini termasuk contoh dalam hambatan komunikasi tulis.
4.     Saluran
Saluran adalah bagaimana suatu isi pesan dalam komunikasi bisa diteruskan. Apabila terjadi hambatan dalam saluran, tentu saja komunikasi yang berjalan akan berlangsung dengan tidak semestinya. Sebagai contoh, seseorang mengalami gangguan sinyal pada saat melakukan komunikasi via telepon. Ini bisa dikatakan sebagai salah satu gangguan yang disebabkan akibat saluran. Pola komunikasi organisasi yang baik diperlukan agar saluran komunikasi juga tetap baik.
5.     Hambatan sosio-antropologis
Hambatan dengan faktor sosio-antropologis memiliki makna bahwa hambatan yang terjadi adalah akibat dari faktor sosiologis dan latar belakang budaya individu. Hal ini bisa digambarkan manakala seseorang yang memiliki keyakinan kuat karena pengaruh budayanya, terpapar informasi yang bertentangan dengan kepercayaan sebelumnya. Ini menyebabkan individu tersebut sulit untuk menerima informasi baru.
6.     Hambatan semantis
Hambatan semantis lebih kepada hambatan yang didasarkan pada bahasa sebagai alat komunikasi. Perbedaan bahasa yang kemudian tidak terjadi proses penerjemahan di sana akan menyebabkan terjadinya hambatan ini. Faktor penghambat komunikasi ini umum terjadi, terutama ketika seseorang dengan kemampuan bahasa yang terbatas mengunjungi wilayah yang bahasanya sangat berbeda jauh dengan bahasa asal daerahnya.
7.     Hambatan psikologis
Hambatan psikologis bisa muncul manakala proses komunikasi yang berlangsung dipengaruhi oleh ketidaksiapan psikologis, baik dari pihak pengirim atau pun penerima pesan. Hambatan ini akan menyebabkan seseorang menjadi cenderung tidak fokus saat menerima suatu informasi.
8.     Hambatan ekologis
Hambatan ekologis adalah hambatan yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Lingkungan yang kurang kondusif akan menyebabkan terhambatnya proses komunikasi yang diinginkan. Faktor yang mempengaruhi komunikasi ini memang sering terjadi. Tentu saja ini berarti bahwa lingkungan harus benar-benar mendukung proses komunikasi agar hambatan ini tidak terjadi.
Itulah tadi beberapa macam hambatan yang mungkin saja bisa terjadi dalam proses komunikasi. Dengan meminimalisir faktor penghambat komunikasi tersebut, diharapkan kita bisa melakukan proses komunikasi efektif dan efisien.

Tahapan-Tahapan negoisasi dan elemen-elemen yang mempengaruih negoisasi :
Keterampilan bernegosiasi merupakan keterampilan yang wajib dimiliki semua orang, baik dalam dunia bisnis maupun dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa tips praktis tentang negosiasi telah kami sampaikan sebelumnya termasuk perbedaan antara tawar-menawar dan negosiasi; pentingnya konsesi dalam negosiasi serta important tips for negotiation.

         Pada kesempatan ini kita akan membahas Tiga Tahap Penting dalam Negosiasi secara ringkas. Tahap-tahap penting tersebut adalah: Sebelum Melakukan Negosiasi; Saat Bernegosiasi dan Mengakhiri negosiasi.
        
          Kita mulai dengan tahap pertama yaitu Sebelum Melakukan Negosiasi. Tahap ini sangat penting karena inilah saatnya kita melakukan persiapan, termasuk:
  • menetapkan tujuan dan sasaran, bottom line serta prioritas
  • mencari informasi tentang pihak lawan
  • mempersiapkan daftar pertanyaan, konsesi yang akan kita berikan serta alternatifnya
  • mengusulkan agenda, tim negosiator serta tempat negosiasi yang sesuai dengan kebutuhan semua pihak. 
         Tahap kedua yaitu Saat Bernegosiasi yang terkait dengan beberapa hal penting seperti:
  • menciptakan suasana negosiasi yang nyaman serta bersikap win-win
  • memastikan semua negosiator memiliki wewenang untuk mengambil keputusan 
  • menegaskan posisi awal kita dan memahami posisi awal pihak lawan
  • mencari solusi alternatif apabila terjadi perbedaan di antara posisi awal kedua pihak
  • menawarkan konsesi untuk memperoleh sesuatu yang kita inginkan
  • menyatakan bottom line Anda dengan jelas serta pada waktu yang tepat
  • memperhatikan bahasa tubuh atau komunikasi non-verbal pihak lawan untuk mengetahui perasaannya
  • mengambil keputusan akhir untuk mengakhiri negosiasi
          Tahap ketiga yaitu Mengakhiri Negosiasi. Hal-hal yang kita lakukan dalam tahap terakhir ini adalah:
  • menghindari pemberian dan penerimaan konsesi pada saat-saat terakhir
  • memastikan kedua pihak sudah memahami kesepakatan yang dicapai
  • menjelaskan hasil positif yang telah diperoleh dari kesepakatan
  • meneliti kembali dan mencatat semua syarat yang telah disepakati
  • membuat kesepakatan tertulis dan ditanda-tangani kedua pihak
  • menentukan batas waktu untuk mengimplementasi kesepakatan